BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan
Nasional (UU No. 20 Tahun 2003) setiap satuan pendidikan tidak hanya memberikan
pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) namun
juga memfasilitasi perkembangan peserta didik secara optimal. Upaya untuk
memberikan pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek
kognitif) merupakan wilayah garapan guru bidang studi sedangkan upaya untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik merupakan wilayah garapan bimbingan
dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang
perkembangan peserta didik beserta faktor yang mempengaruhinya. Meskipun
demikian, dalam pelaksanaannya layanan bimbingan dan konseling memerlukan
kolaborasi antara konselor dengan pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staf
administrasi, orang tua peserta didik dan pihak-pihak terkait begitu juga
sebaliknya.
Sehubungan dengan hal tersebut
maka diperlukan program bimbingan dan konseling yang mewadahi seluruh kegiatan
bimbingan dan konseling yang akan diberikan kepada peserta didik dalam rangka
menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan visi/misi
yang ada di sekolah secara khusus. Penyusunan program bimbingan dan konseling
hendaknya merujuk pada pedoman kurikulum dan berdasarkan kondisi objektif yang
berkaitan dengan kebutuhan nyata di sekolah yang disesuaikan dengan tahapan
perkembangan peserta didik. Sehingga program yang dilaksanakan merupakan
program yang realistik dan layak untuk diimplementasikan dan dapat mengembangkan potensi peserta didik
secara optimal di sekolah-sekolah.
Muro dan Kottman (dalam Syamsu dan Juntika, 2010: 26) mengemukakan bahwa
struktur bimbingan dan konseling komprehensif diklasifikasikan ke dalam empat
jenis layanan, yaitu: (1) layanan dasar bimbingan; (2) layanan responsif; (3)
layanan perencanaan individual; dan (4) dukungan system. Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai struktur-struktur bimbingan dan konseling komprehensif tersebut.
- Tujuan
1. Ingin
mengetahui klasifikasi struktur program bimbingan dan konseling komprehensif.
2. Mengetahui
setiap program bimbingan dan konseling komprehensif.
3. Mampu
menerapkan program bimbingan dan konseling yang komprehensif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Layanan
Dasar Bimbingan
Layanan dasar bimbingan merupakan
layanan bantuan bagi peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar
kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu siswa
mengembangkan potensinya secara optimal.
Layanan ini bertujuan untuk membantu
semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang
sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya. Tujuan layanan ini dapat
juga dirumuskan sebgai upaya membantu siswa agar:
1. memiliki
kesadaran pemahaman tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial-budaya, dan agama);
2. mampu
mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku tepat (memadai) bagi penyesuaian dirinya dengan
lingkungannya;
3. mampu
menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, serta mengembangkan dirinya
dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
kepada para siswa disajikan materi layanan yang menyangkut aspek-aspek pribadi,
sosial, belajar dan karier yang kesemuanya terkait dengan pencapaian
tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci materi aspek-aspek tugas-tugas
perkembangan itu dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Pengembangan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pengembangan
kemandirian emosional.
3. Pengembangan
kemampuan individual (problem solving/
decision making)
4. Pengembangan
sikap dan kebiasaan belajar yang positif atau keterampilan belajar yang
efektif.
5. Pengembangan
perilaku sosial yang bertanggung jawab (sikap altruis, sikap toleran dalam
suasana kehidupan yang heterogen: multi budaya, etnis, ras dan agama.
6. Pengembangan
upaya pencapaian peran sosial sebagai pria atau wanita.
7. Pengembangan
sikap penerimaan diri secara objektif dan pengembangan secara tepat.
8. Pengembangan
sikap dan kemampuan mempersiapkan karier di masa depan.
9. Pengembangan
upaya pencapaian hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya, baik pria
maupun wanita
10. Pengembangan
sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga.
B.
Layanan
Responsif
Layanan responsif merupakan “layanan
bantuan bagi para siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan
bantuan (pertolongan) dengan segera.”
Layanan ini bertujuan untuk membantu
siswa memenuhi kebutuhannya yang dirasakan pada saat ini, atau para siswa yang
dipandang mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya.
Indikator dari kegagalan itu berupa ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri atau
perilaku bermasalah, atau malasuai (maladjustment).
Layanan ini lebih bersifat kuratif.
Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok, dan
konsultasi. Isi layanan responsif ini adalah bidang: (1) pendidikan; (2)
belajar; (3) sosial; (4) pribadi; (5) karir; (6) tata tertib di sekolah; (7)
narkotika dan perjudian; (8) perilaku seksual; dan (9) kehidupan lainnya.
Aspek-aspek yang perlu mendapat
layanan responsif itu antara lain adalah sebagai berikut.
1) Bidang
Pribadi
a) Ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencakup:
(1) Kurang
motivasi untuk mempelajari agama
(2) Kurang
memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup
(3) Kurang
memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia diawasi Tuhan
(4) Masih
merasa malas untuk melaksanakan shalat (ibadah)
(5) Kurang
memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.
b) Perolehan
sistem nilai, meliputi:
(1) Masih
memiliki kebiasaan berbohong
(2) Masih
memiliki kebiasaan mencontek
(3) Kurang
berdisiplin (khususnya memelihara kebersihan).
c) Kemandirian
emosional, meliputi:
(1) Belum
mampu menghormati orangtua atau orang lain secara ikhlas
(2) Masih
kurang mampu menghadapi atau mengatasi situasi frustasi (stress) secara positif.
d) Pengembangan keterampilan intelektual,
meliputi:
(1) Masih
kurang mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang
(2) Masih
suka melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan baik-buruknya, rugi-untungnya
e) Menerima
diri dan mengembangkannya secara efektif, meliputi:
(1) Kurang
merasa bangga dengan keadaan diri sendiri
(2) Merasa
rendah diri, apabila bergaul dengan orang lain yang mempunyai kelebihan
(seperti teman yang lebih cantik/ tampan)
2) Bidang
Sosial
a) Berperilaku
sosial yang bertanggung jawab, meliputi:
(1) Kurang
menyenangi kritikan orang lain
(2) Kurang
memahami tatakrama (etika) pergaulan
(3) Kurang
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di sekolah maupun di masyarakat.
b) Mencapai
hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, meliputi:
(1) Merasa
malu untuk berteman dengan lawan jenis
(2) Merasa
tidak senang kepada teman yang suka mengkritik.
3) Bidang
Belajar
a) Kurang
memiliki kebiasaan belajar yang baik
b) Kurang
memahami cara belajar yang efektif
c) Kurang
memahami cara mengatasi kesulitan belajar
d) Kurang
memahami cara membaca buku yang efektif
e) Kurang
memahami cara membagi waktu belajar
f) Kurang
menyenangi pelajran-pelajaran tertentu.
4) Bidang Karier
a) Kurang memahami cara memilih program studi yang cocok
dengan kemampuan dan minat
b) Kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang
dunia kerja
c) Masih bingung untuk memilih pekerjaan
d) Masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan dan minat
e) Merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat
sekolah
f) Belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu, jika
setelah tamat tidak masuk dunia kerja.
Masalah lain adalah informasi entang bahayanya
obat-obat terlarang, minuman kersa, narkotika, extacy dan putau.
C.
Layanan
Perencanaan Individual
Layanan
perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada semua
siswa agar mampu membuat danmelaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan
pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya.
Layanan
perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu
individu membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir, dan
social pribadinya. Membantu individu memantau dan memahami pertumbuhan dan
perkembangannya sendiri., kemudian merencanakandan mengimplementasikan
rencana-rencananya itu sesuai dengan poemantauan dan pemahamannya itu.
Dapat juga
dikemukakan bahwa layanan ini bertujuan untuk membimbing seluruh siswa agar (a)
memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan
terhadap pengembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, soaial, belajar
maupun karir, (b) belajar dapat memantau dan memehami perkembangan dirinya, (c)
dapat melakukan kegiatan atau tindakan berdasarkan pemahamannya atau tujuan
yang telah dirumuskan secara proaktif.
Teknik
bimbingannya adalah konsultasi dan konseling. Isi layanan perencanaan individual
adalah: (1) bidang pendidikan dengan topic-topik belajar yang efektif, belajar
memanfaatkann program keahlian yang sesuai dengan bakat, minat, dan
karakteristik kepribadian lainnya, (2) bidang karir dengan topic-topik
mengidentifikasi kesempatan karir yang ada di lingkungan masyarakat,
mengembangkan sikap yang positif terhadap dunia kerja , dan merencanakan
kehidupan karirnya, (3) bidang social-pribadi dengan topic-topik mengembangkan
konsep diri yang positif, mengembangkan keterampilan-keterampilan social yang
tepat, belajar menghindari konflik dengan teman, dan belajar memahami perasaan
orang lain.
Adapun kegiatan
layanannya adalah sebagai beriku:
1.
Siswa menganalisis kekuatan dan
kelemahan dirinya, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangannya,
atau aspek-aspek pribadi, social, belajar, atau karir.
2.
Merumusakan tujuan, dan perencanaan
kegiatan (alternative kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau
kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya.
3.
Melakukan kegiatan yang sesuai tujuan
atau perencanaan yang telah ditetapkan.
4.
Mengevaluasi kegiatan yang telah
dilakukannya.
D.
Dukungan
System
Ketiga komponen
program di atas, merupakan pemberian layanan BK kepada para siswa
secara langsung. Sedangkan dukungan system merupakan komponen layanan dan
kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberaikan bantuan kepada siswa,
atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.
Dukungan ssistem
adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan mamantapkan, dan meningkatkan
program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan professional, hubungan
masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/ penasehat, masyarakat
yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan (Thomas Ellis,
1990).
Program ini memberikan dukungan
kepada guru pembimbing bdalam rangka memperlancar penyelenggaraan ketiga
program layanan di atas. Sedangkan bagi personel pendidikan lainnya adalah
untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan
system ini meliputi dua aspek yaitu: (1) pemberian layanan, dan (2) kegiatan
manajemen.
1.
Pemberian layanan, menyangkut kegiatan
guru pembimbing yang meliputi:
a. Konsultasi
dengan guru-guru.
b. Menyelenggarakan
program kerja sama dengan orang tua atau masyarakat.
c. Berpartisipasi
dalam merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah.
d. Bekerja
sama dengan personel sekolah lainnya dalam rangka menciptakan lingkungan
sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa.
e. Melakukan
penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan
konseling.
2.
Kegiatan manajemen
Kegiatan manajemen ini merupakan
berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara dan meningkatkan mutu program
bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan pengembangan program,
pengembangan staf, pemanfaatan sumber daya,
dan pengembangan penataan kebijaksanaan.
a)
Pengembangan
Program
Pengembangan
program ini hendaknya diselaraskan dengan hasil kajian atau analisis tentanng
tujuan dan program sekolah; kondisi objektif pencapaian tugas-tugas
perkembangan siswa, atau kebutuhan dan masalah siswa; kondisi objektif
lingkungan perkembangan siswa; implementasi actual layanan BK di SMK; dan
perkembangan masyarakat (social budaya, dan dunia industry atau perusahaan).
Berdasarkan
pertimbanngan ini, maka seyogyanya program BK itu bersifat fleksibel (tilikan
kontekstual), namun tetap idealis. Dalam mengembangkan program ini perlu
dilakukan hal-hal berikut.
(1) Merumuskan
tujuan layanan BK yang berorientasi kepada pengembangan tugas-tugas
perkembangan siswa.
(2) Mengintegrasikan
program BK kepada program pendidikan di SMK secara keseluruhan, baik dalam
pelaksanaan program intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kegiatan pendidikan
lainnya.
(3) Menata
struktur organisasi dan mekanisme kerja personel yang memungkinkan terjadinya
koordinasi , komunikasi dan jalinan kerjasama diantara mereka, sehingga program
layana BK tersebut dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
(4) Merumuskan
bidang isi bimbingan, atau topic-topik bimbingan yang relevan dengan
penngembangan tugas-tugas perkembangan siswa.
(5) Merumuskan
jenis layanan bimbingan yang menunjang peluncuran komponen program layanan,
baik program layanan bimbingan, layanan responsif, maupun layanan perencanaan
individual.
(6) Rekrutmen
petugas bimbingan yang professional, (jika memungkinkan) yang jumlahnya memadai
dengan banyaknya siswa.
(7) Melengkapi
sarana yang memadai, seperti: alat-alat pengumpul data, alat-alat penyimpan
data, dan perlengkapan administrasi; prasarana yang memadai pula, seperti;
ruangan bimbingan yang meliputi ruangan kerja guru pembimbing, ruang konseling,
ruang bimbingan kelompok, ruang dokumentasi, ruang tamu, ruang perpustakaan
khusus; dan biaya atau budget untuk keperluan surat-menyurat, home visit,
penataran, penelitian, atau keperluan lain yang menunjang pencapaian tujuan BK.
(8) Mengevaluasi
program yang telah dilaksanakan.
b)
Pengembangan Staf
Pembimbing
atau personel sekolah lainnya diharapkan mampu memberikan layanan bimbingan
secara bermutu. Oleh karena itu diperlukan penambahan, perluasan atau
pendalaman tentang konsep-konsep atau keterampilan tertentu tentang bimbingan
sesuai dengan deskripsi pekerjaan (kinerja) masing-masing.
Bentuk
pengembangan staf itu bisa dilaksanakan melalui seminar, penataran, atau
lokakarya. Dengan kegiatan pengembangan itu diharapkan para personel sekolah
memiliki kompetensi atau kemampuan sesuai dengan kienerja masing-masing.
Berikut
ini adalah kinerja dari masing-masing personel di sekolah:
(1) Kepala Sekolah
(a) Mengkoordinasikan
semua kegiatan pendidikan yang diprogramkan sekolah, sehingga kegiatan-kegiatan
itu, baik bimbingan maupun pelatihan dalam pelaksanaannya menjadi satu kesatuan
yang terpadu, harmonis, dan dinamis.
(b) Menyediakan
sarana-prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan lainnya bagi terlaksananya
program bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
(c) Melakukan
pengawasan dan pembinaan terhadap guru pembimbing dalam melaksanakan kegiatan
perencanaa, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut layanan bimbingan.
(d) Menerapkan
kebijakan yang menunjang terciptanya iklim pendidikan di sekolah yang kondusif
bagi perkembangan siswa secara optimal
(e) Memahami
kedudukan program bimbingan dan konseling sebagai salah satu komponen penting
pendidikan yang harus dilaksanakan di sekolah.
(f) Memahami
konsep dasar bimbingan dan karakteristik siswa.
(2) Guru Mata Pelajaran
(a) Memahami
konsep dasar bimbingan dan karakteristik siswa (tugas-tugas perkembangan
siswa), sebagai landasan untuk memberikan layanan bimbingan.
(b) Memahami
keragaman karakteristik siswa dalam aspek-aspek fisik (kesehatan dan
keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar,
temperamen (periang, pendiam, pemurung atau mudah tersinggung), dan karakternya
(seperti kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab).
(c) Menandai
siswa yang diduga mempunyai masalah atau siswa yang gagal dalam menyelesaikan
tugas-tugas perkembangannya.
(d) Menciptakan
iklim kelas yang secara sosiopsikologis kondusif bagi kelancaran belajar siswa,
seperti: bersikap ramah, bersikap respek terhadap siswa, bersikap adil (tidak
menganaktirikan atau menganakemaskan siswa), menghargai pendapat atau hasil
karya siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau
mengemukakan pendapat, bergairah saat mengajar, dan berdisiplin.
(e) Membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar.
(f) Mereferal
(mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling
kepada guru pembimbing.
(g) Bekerja
sama dengan guru pembimbing dalam rangka membantu siswa.
(h) Memberikan
informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati
siswa.
(i) Memahami
perkembangan dunia industri atau perusahaan sehingga dapat memberikan informasi
yang luas kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana
kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja).
(j) Menampilkan
pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun
moral-spiritual. Hal ini penting karena guru merupakan figur sentral bagi
siswa.
(k) Memberikan
informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara
efektif.
(3) Guru Pembimbing (Konselor)
(a) Memahami
konsep-konsep bimbingan dan konseling, serta ilmu bantu lainnya.
(b) Memahami
karakteristik pribadi siswa, khususnya tugas-tugas perkembangan siswa dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
(c) Mensosialisasikan
(memasyarakatkan) program layanan bimbingan dan konseling.
(d) Merumuskan
perencanaan program layanan bimbingan dan konseling.
(e) Melaksanakan
program layanan bimbingan dan konseling, yaitu: layanan dasar bimbingan,
layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan layanan dukungan sistem.
Guru pembimbing dituntut untuk memiliki pemahaman dan keterampilan dalam
melaksanakan layanan-layanan: orientasi, informasi, bimbingan kelompok,
konseling individual, maupun kelompok, pembelajaran, penempatan, dan referal.
(f) Mengevaluasi
program hasil (perubahan sikap dan perilaku siswa, baik dalam aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir).
(g) Menindaklanjuti
hasil evaluasi. Hal ini dilakukan dalam bentuk: usaha perbaikan/penyempurnaan
program, peningkatan kualitas layanan, penambahan fasilitas, dan penyampaian
informasi hasil evaluasi kepada pihak terkait di sekolah.
(h) Menjadi
konsultan bagi guru dan orangtua siswa. Berperan untuk menolong guru dan
orangtua siswa melalui pemberian informasi, konsultasi, atau dialog tentang hal
ihwal siswa. Dengan kegiatan ini, guru dan orangtua diharapkan dapat membantu
siswa dalam rangka mengembangkan dirinya secara optimal. Hal yang
dikonsultasikan diantaranya mengenai motivasi belajar siswa, tingkah laku
siswa, kebiasaan belajar siswa, dan pengelolaan kelas.
(i) Bekerja
sama dengan pihak-pihak yang terkait.
(j) Mengadministrasikan
program layanan bimbingan.
(k) Menampilkan
pribadi secara matang, baik menyangkut aspek emosional, sosial, maupun
moral-spiritual.
(l) Memiliki
kemauan dan kemampuan untuk senantiasa mengembangkan model layanan bimbingan,
seiring dengan kebutuhan dan masalah siswa, serta perkembangan masyarakat
(sosial, budaya, atau dunia industri).
(m) Mempertanggungjawabkan
tugas dan kegiatannya kepada kepala sekolah.
c) Pemanfaatan
Sumber Daya Masyarakat
Berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerja
sama dengan unsur-unsur msyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan
mutu layanan bimbingan. Pihak yang dapat diajak bekerja sama diantaranya:
1. instansi
pemerintah
2. instansi
swasta
3. organisasi
profesi, seperti IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia), sekarang ABKIN
(Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia)
4. para
ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti: psikolog, psikiater, dokter,
dan orangtua siswa
5. MGBK
(Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling).
Bagi SMK, kerjasama ini terutama
dengan pihak industri atau perusahaan (dalam rangka pelaksanaan SPG), dan juga
dengan Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).
d) Pengembangan
atau Penentuan Kebijakan
Pelaksanaan layanan BK di sekolah perlu didukung
oleh kebijakan kepala sekolah secara jelas. Kebijakan itu diharapkan dapat
memberi kemudahan dan peluang bagi kelancaran implementasi program.
Kebijakan
yang dimaksud meliputi aspek-aspek:
1. Struktur
organisasi
2. Rekruitmen
dan pengembangan staf bimbingan
3. Penyediaan
sarana dan prasarana yang memadahi
4. Pengalokasian
biaya operasional BK
5. Penjadwalan
waktu khusus untuk masuk kelas bagi guru pembimbing, sebagai wahana untuk
pelaksanaan program yang bersifat klasikal
6. Menjalin
kerja sama dengan pihak-pihak terkait.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian
mengenai struktur bimbingan dan konseling komprehensif, maka struktur tersebut
dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu layanan dasar bimbingan, layanan
responsif, perencanaan layanan individual, dan dukungan sistem. Layanan dasar
bimbingan berkaitan dengan layanan bantuan bagi peserta didik melalui
kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yang disajikan secara sistematis,
dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk
layanan responsif layanan ini merupakan layanan bantuan bagi para siswa yang
memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan (pertolongan) dengan
segera dan bertujuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhannya yang dirasakan
pada saat ini, atau para siswa yang dipandang mengalami hambatan dalam
menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya.
Mengeani
Layanan perencanaan individual, layanan ini dapat diartikan
sebagai layanan bantuan kepada semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan
perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan
dirinya, selain itu juga bertujuan untuk membantu individu
membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir, dan social
pribadinya. Sedangkan dukungan
system merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak
langsung memberaikan bantuan kepada siswa, atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan siswa yang meliputi dua
layanan yaitu pemberian layanan dan kegiatan manjemen.
B.
Saran
1. Pelayanan
bimbingan dan konseling harus diusahan secara maksimal agar peserta didik mampu
menuju kemandirian.
2.
Diperlukan bantuan
dari setiap elemen yang terkait agar tujuan dari bimbingan dan konseling
komprehensif tersebut dapat terwujud.
3.
Setiap peserta
didik seharusnya memiliki hak yang sama dalam pelayanan bimbingan dan
konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2010 . Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Endang Setia
Permana. 2011. Bimbingan
dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. http://permanaheart.blogspot.com/2011_10_01_archive.html.
haLOO
BalasHapus